Image of I am best i am the winner

Text

I am best i am the winner



Sukses adalah hak semua orang. Bukan hanya orang yang normal, sukses justru lebih prestis jika diraih oleh mereka yang mengalami cacat fisik. Penyandang cacat yang bisa mencapai puncak karir dan prestasi merupakan bukti kesungguhan. Karena mereka harus melakukan upaya yang jauh lebih gigih dari upaya yang dilakukan oleh orang normal pada umumnya.

Adalah Hermes Fortune, seorang penyandang cacat (handicap), urat tendon achiles kedua kakinya pendek sehingga tidak bisa berjalan. Dimana keluarganya sudah melakukan aneka jenis pengobatan, hingga melakukan dua kali operasi saat dirinya berumur empat dan delapan tahun. (Hal 1)

Namun, keterbatasan fisik tidak membuat pemuda ini menyerah begitu saja. Ia justru bangkit dan ingin membuktikan bahwa dirinya bisa menjadi orang sukses, melebihi mereka yang bertubuh normal tapi kerapkali meremehkan sesamanya yang mengalami cacat fisik.

Bukan sulap bukan sihir, pemuda yang mengalami penghinaan rasial ketika SD dan ditolak oleh wanita yang dicintainya ketika SMP, akhirnya bisa menjadi orang sukses yang berhasil masuk ke perguruan tinggi di Ibu Kota. Tidak tanggung-tanggung, dia berhasil membiayai kuliahnya seorang diri dengan berjualan minyak wangi (Hal 3). Selanjutnya, dia bisa lulus dengan IPK 3,8 dalam kurun waktu 3,5 tahun (Hal 4).

Banyak mengalami tribulasi di sepanjang perjalanan hidupnya, pemuda ini justru semakin bersemangat. Terbukti, satu persatu mimpinya terwujud. Diantaranya, dia berhasil menjadi salah satu magician binaan Deddy Corbuzier dan berkali-kali tampil di banyak stasiun televisi untuk pertunjukan sulap (Hal 8).

Dengan semangat berbagi ilmu ini, pemuda yang berhak mendapat pelatihan Aikido di Jepang ini membeberkan kiat yang selama ini dijalaninya. Dia menyebutkan, ada 3 langkah untuk menuju sukses, yaitu melakukan semuanya dengan tulus, selalu bersangka baik kepada Tuhan dan membaca buku-buku –mendengarkan kaset-kaset- positif sebagai pemicu semangat untuk terus bergerak.

Selain itu, untuk menggapai sukses, seseorang harus mengetahui sebab-sebab yang mengantarkannya pada kegagalan hidup. Diantara sebab-sebab kegagalan itu adalah; pola pikir dan keyakinan yang salah, salah dalam menyikapi takdir, merendahkan diri sendiri, merasa diri paling hebat, kebiasaan menunda dengan mengatakan, ‘Besok saja’, dan takut sukses. (Hal 22-28)

Advertisements

REPORT THIS AD

Setelah mengetahui sebab-sebab kegagalan, maka langkah berikutnya adalah mengetahui dan mengamalkan kiat yang harus ditempuh untuk menuju puncak kesuksesan. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan perenungan sehari dalam sepekan untuk melihat ke dalam diri sendiri. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan diri. Sehingga tepat dalam melakukan setiap langkah.

Kedua, belajar kepada ahlinya. Keberadaan mentor ini sangat diperlukan, agar seseorang tidak perlu terjatuh ke dalam lubang yang sama. Dengan belajar kepada ahlinya, seseorang bisa langsung mengetahui mana yang tepat dan mana yang keliru sehingga mempersingkat jalan menuju sukses.

Ketiga, menemukan strategi baru. Strategi baru ini mutlak dibutuhkan karena dunia terus berubah. Strategi ini harus dilengkapi dengan semangat baja untuk melakukannya. Sehingga, bukan sekedar teori. Keempat, optimis. Optimis yang benar hanya bisa dicapai jika seseorang mengetahui langkah dan tujuannya secara pasti. Sehingga semangat akan terus menyala di sepanjang pendakian menuju puncak kesuksesan.

Penting untuk dicatat, bahwa faktor umur bukanlah pengaruh kuat bagi kesuksesan. Bahkan, Roy Kroc sang pendiri McDonald’s baru merintis usahanya itu di usia 52 tahun. Nama lain yang melakukan langkah serupa adalah Kolonel Sanders yang membuka Kentucky Fried Chicken di usianya yang ke 65 tahun. Hermes kemudian mengatakan, ‘Memutuskan untuk hidup dengan semangat tidak harus melihat berapa umur anda. Pernahkah anda melihat seseorang yang sudah tua, tetapi memiliki semangat yang sangat luar biasa bahkan bisa mengalahkan anak muda?’ (Hal 159)

Sebagai penyemangatnya, dalam buku ini juga disebutkan para pencetak sejarah kesuksesan yang ternyata mengalami cacat fisik juga. Diantaranya adalah Tony Christiansen yang tidak mempunyai kaki namun berhasil menjadi motivator internasional dan pernah menaklukan puncak gunung Kilimanjaro. Ada juga Hellen Keller yang kehilangan penglihatan dan pendengarannya namun berhasil menjadi sarjana seni. Atau, William Shakespeare sang penyair dan dramawan terkemuka yang ternyata memiliki kaki lumpuh. (Hal 157)

Alhasil, ketika anda menyeksamai sajian dalam buku ini, adreanlin anda akan terpacu dan kemudian meneriakkan apa yang dikampanyekan penulisnya, bahwa anda adalah yang terbaik, dan anda adalah pemenang. Ya, katakanlah; I am the Best, I am the Winner.


Ketersediaan

PU16125153.8 HER iMy Library (Golongan 100)Tersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
153.8 HER i
Penerbit Tiga Serangkai : solo.,
Deskripsi Fisik
xiii, 170 hlm. : bib. ; 20 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
978-602-9212-80-8
Klasifikasi
153.8
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
Cet. 1.
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this