Dicanangkannya pendidikan karakter di Indonesia bertujuan untuk mempersiapkan generasi bangsa yang berakhlak, bermoral dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan nilai-nilai agama, adat istiadat dan kebudayaan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka penerapan suatu pendekatan dan metode merupakan hal yang urgen. Beberapa metode pendidikan karakter seperti keteladanan, pembiasaan, nasehat dan hukuman diakui memiliki peranan penting bagi keberhasilan pendidikan karakter. Akan tetapi ada hal lain yang lebih penting dari semua itu adalah bagaimana menumbuhkan dan membangun kesadaran peserta didik secara masif melalui proses pembelajaran yang integratif. Yaitu kesadaran yang utuh mengenai hakikat diri, untuk apa diciptakan dan kemana nantinya setelah kehidupan duniawi ini berakhir; dan juga kesadaran terhadap eksistensi yang Transenden di balik semua realitas kosmos dan metakosmos. Tanpa adanya kesadaran ini, maka pelaksanaan pendidikan karakter akan terus menghadapi jalan buntu dan bahkan dapat berujung kegagalan.

Untuk menumbuhkan dan membangun kesadaran peserta didik tersebut, terdapat pendekatan dan metode yang digali dari khazanah pemikiran Seyyed Hossein Nasr. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan sufistik dengan metode kontemplasi aktif. Lalu apa sebenarnya yang dimaksud metode kontemplasi aktif tersebut? dan bagaimana implementasinya dalam pendidikan dan pembelajaran?

Buku ini menawarkan sebuah konsep teoretis dan praktis bagaimana metode kontemplasi aktif ala sufistik Seyyed Hossein Nasr diterapkan secara integratif dalam proses pembelajaran guna memperkuat internalisasi nilai-nilai karakter ke dalam diri peserta didik. Dengan begitu diharapkan akan lahir anak-anak bangsa yang betul-betul berkarakter Ilahiyah dan insaniyah untuk masa depan bangsa yang lebih baik. Semoga bermanfaat dan selamat membaca.

Buku ini terdiri dari beberapa pembahasan, diantaranya:

Sufisme dan Pendidikan Karakter di Indonesia
Strategi Pendalaman
Biografi Sayyed Hossein Nasr
Pemikiran Nasr Tentang Pendidikan
Refleksi Pemikiran Sufisme Sayyed Hossein Nasr Terhadap Pendidikan Karakter di Indonesia