Mengapa membaca memerlukan bimbingan? Membaca terdengat sederhana, mudah dilakukan, dan hal biasa dalam kehidupan sehari-hari, namun ternyata membaca perlu mendapat perhatian yang luar biasa. Membangun kebiasaaan membca memerlukan sistem yang terintegrasi mulai dari lingkup terkecil dalam tatanan masyarakat, yaitu keluarga sehingga terbentuk masyarakat membaca (reading society). Indikasi kecintaan masyarakat pada buku dapat terlihat dari sains dan teknologinya yang sangat maju dan berkembang. Adakah sebuah peradaban tinggi yang tidak ditopang oleh budaya membaca dan menulis yang tinggi dari masyarakatnya?
Melalui buku ini, penulis mengajak pembaca untuk mengenali konteks sosial budaya masyarakat Indonesia yang secara turun temurun memiliki ciri khas budaya tutur/ lisan (orality). Sehingga, pembaca akan memandang budaya keberaksaraan (literacy) dalam konteks membaca teks menjadi lebih kaya dengan bentuk yang beragam. Konstruksi yang hendak dibangun melalui buku ini adalah bagaimana memahami suatu bentuk keterampilan komunikasi individu secara umum, yang dimulai dari mendengar, menyimak, memahami, berbicara, membaca, menulis, dan mempresentasikan (menyampaikan kembali). Buku ini menyajikan ragam metode yang mampu mendokngkrak minat baca indivudu, mulai kanak-kanak (dengan pendekatan storytelling) higgga dewasa (dengan pendekatan andragogi). Selain itu, disajikan pula konsep pemasyarakatan perpustakaan dan pengembangan kebiasaan membaca meliputi tujuan, fungsi, objek, serta sasaran bimbingan minat baca; pengembnagan budaya membaca, prinsip-prinsip bimbingan minat baca, mendongkrak motivasi membaca menggunakan pendekatan metode hypnosis untuk diri sendiri; mampu membaca dan memahami bacaan secara efektif; mampu memilah, dan memilih literatur anak dan remaja yang dapat meningkatkan minat baca; mampu melakukan storytelling, read aloud, reading theater sebagai salah satu program bimbingan minat baca di perpustakaan tingkat satuan pendidikan yang berbasis budaya lisan (orality).